Tuesday, June 6, 2017

Potret mujahadah anda sa’at berpuasa




Potret mujahadah anda sa’at berpuasa
(mata rantai II nasehat ramadhan)
Jika kita  melihat dibulan yang penuh berkah ini ada beberapa orang yang masih sempat nganggur dijalanan, main catur, kebut-kebutan motor, banyak disibukkan dengan HP dll, maka sejatinya bagi mereka adalah kehilangan makna mujahadah yang semestinya harus terukir pada bulan yang mulia ini, betapa tidak mujahadah adalah tuntutan dan kebutuhan, mujahadah adalah prinsif hidup, serta mujahadah adalah perintah Allah subhanahu wata’ala. Dalam al-Qur’an kita , kita dapatkan asal fi’il  jaahada ( جاهد) dengan beberapa kata turunannya tersebut kurang lebih sebanyak 25 kali, ini menjadi indikator bahwa mujahadah dalam mengarungi kehidupan ini adalah bersifat absolut.
Mujahadah adalah bersungguh-sungguh dan mengeluarkan upaya maksimal untuk menggapai kebaikan dan jalan lurus yang telah ditetapkan. Karenanya seorang mujaahid senantiasa dituntut untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya guna mendapatkan apa yang di dambakan, baik dengan menggunakan waktu luang, beristinbath hukum dalam agama dengan kadar intelektua yang dimilikinya bahkan tidak jarang dengan kontak fisik melawan musuh bila itu dibutuhkan. Dengan makna yang luas seperti inilah dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan Imam ahmad dan di sahihkan syekh al-bani Nabi salallahu a’alaihi wasallam bersabda :
المجاهد من جاهد نفسه فى طاعة الله والمهاجر من هاجر الخطيئة والذنوب
Artinya : Seorang mujahid adalah orang yang bisa memujahadahkan dirinya dalam melaksanakan keta’atan kepada Allah dan seorang Muhajir adalah orang yang bisa hijrah dari segala kesalahan dan dosa yang pernah dilakukannya.
Dalam bulan ramadhan, orang yang paling merugi adalah mereka yang tertegah dan tidak bisa melaksanakan keta’atan dan kebaikan, sebagaimana sabda beliau “ barang siapa yang tertegah dari kebaikan pada bulan ini maka sungguh dia telah benar-benar tidak mendapatkan kebaikanMujahadah yang di inginkan dari seorang muslim saat berpuasa adalah bagaimana dia memanfaatkan setiap detik yang ia lalui dibulan ini dengan hal-hal yang diridoi rabbnya.
Adalah dalam sejarah generasi terbaik umat ini terdapat suri tauladan dan contoh mencengangkan dan bahkan hanpir tidak diterima akal, tentang mujahadah mereka dibulan yang berkah ini, tapi seperti itulah faktanya, dan sepertinya zaman ini, sulit untuk kembali  memiliki manusia-manusia hebat seperti mereka, sejenak kita mendengar bagaimana Imam syafi’I di bulan ramadhan  mengkhatam al-Qur’an setiap tiga hari, Imam Bukhari manpu menyelesaikan setiap dua hari, dan  Ustman bin Affan setiap malamnya.
Ibnu umar pernah menceritakan masa kecilnya, saat shalat bersama Nabi, beliau mengatakan: suatu ketika saya shalat bersama beliau, ia memulai bacaannya dengan surah al-baqarah, saya pikir dia akan rukuk sehabis itu, tapi beliau membaca ali imran, saya pikir dia akan rukuk setelah itu, tapi dia memulai lagi dengan surat an’am hingga saya memeiliki pikiran yang kurang baik kala itu, perawi mengatakan kepada beliau, pikiran apa yang anda miliki saat itu, beliau mengatakan saya akan meninggalkannya.
Sisi lain kehidupan mereka dibulan ramadhan juga tidak bisa dianggap ringan, tercatat pada tanggal 17 ramadhan tahun II hijrah, terjadi peperangan besar antara pasukan muslimin dengan kaum musyrikin, walau jumlah sangat tidak berimbang namun keyakinan kepada Allah yang demikian kuat dengan ketawaqqalan yang sempurna, Allah subhanahu wata’ala memberikan kemenangan telak terhadap pasukan Islam, perang tersebut adalah perang badar al-kubra, peristiwa bersejarah tersebut dibadikan al-Qur’a surah ali imran: 123, hal yang sama terjadi pada tanggal 20 ramadhan tahun VIII dari hijrah beliau, dengan kekuatan penuh lebih dari 10 000 bala tentara beliau mengepung kota makkah, dimana kala itu nyaris tidak mendapatkan perlawanan, jelaslah kala itu antara yang hak dan yang bathil. Peristiwa dahsyat tersebut dikenal dengan fathu makkah atau terbukanya kota mekkah.
Demikianlah sedikit dai se-bukit dan setumpuk dari se-gunung rentetan peristiwa besar dan berat yang dilakoni para mujahid sejati dikalangan genarasi pertama, semuanya mereka lakukan pada bulan ramadhan, menjadi jelaslah bahwa ramadhan bukan bulan untuk bermalas-malasan dan bersantai ria, namun bulan untuk beramal, berkarya dan mengukir sejarah indah, dan tidak akan baik akhir ummat ini kecuali menapak tilas jejak mereka qaulan wa amalan. Semoga bermanfaat


Sumber : Ust. H. Munajat, Lc.,M.HI 
                 Yayasan As Shiddiq Al Khairiyah Sumbawa besar



No comments:

Post a Comment

Puasa Karena Iman dan Mengharap Pahala

Puasa Karena Iman dan Mengharap Pahala Dari Abu Hurairah, ia berkata, مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَ...