Islam sebagai agama mayoritas di indonesia, mengambil peran
yang sangat penting dalam kancah perebutan kemerdekaan NKRI, para pejuang yang
gagah berani dari kaum muslimin dan Ulamanya,
terukir dengan tinta emas bahwa mereka adalah bagian dari badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan republik Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 1 maret 1945.
Sebut saja misalkan Kohar Moezakkir, Agus salim dan yang lainnya, merupakan inisiator
dari BPUPKI, yang tentunya menjadi embrio dan cikal bakal dari kemerdekaan
empiris bangsa Indonesia. Tercatat setelah kaum kolonial berhasil menguasai
kerajaan-kerajaan di indonesia, umat islam dengan para ulamanya terus gigih
melawan penjajah, muncullah kala itu gerakan sosial merata di seluruh pelosok
tanah air. Ulama sebagai elite agama Islam memimpin umat melawan kezoliman
penjajah.
Dari berbagai wilayah muncul perlawanan tanpa pamrih, di Aceh
muncul perlawanan rakyat dipimpin oleh Tengku Cik Ditiro,Teuku Umar,Cut Nyak
Din dan yang lain, di Sumatra barat muncul perang padri dipimpin Imam Bonjol,
perlawanan KH Hasan dari Luwu sulawesi, Gerakan rakyat oleh Gunawan dari Muara
tambesi Jambi, Gerakam 3 Haji di dena Lombok, Gerakan Haji Aling Kuning di
Sambiliung kaltim, Gerakan Muning di Banjarmasin, gerakan Rifa’iyyah di
pekalongan, gerakan KH Wasit di Cilegon, Perlawanan KH Jenal Ngarib di Kudus,
Perlawanan KH Ahmad Darwis dari Kudu, perlawanan Kyai Dermojo dari Nagnjuk dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Dari berbagai perlawanan yang mereka hadapi sesungguhnya
pihak belanda telah benar-benar goyah kekuasaannya, sebagai bukti, tiga
perlawanan, rakyat aceh, Sumatra barat dan Java Oorlog (Dipanegara) telah
menumbangkan 8000 tentara belanda dan 20.000.000 Gulden kas kolonial habis.
Demikianlah perjuangan Islam dan kaum Muslimin demi terwujudnya kemerdekaan
yang di nanti dan negara kesatuan
republik Indonesia yang kita cintai. Jika demikian adanya maka tidak terlalu
berlebihan untuk mengatakan bahwa bangsa ini memiliki “hutang moril pada Islam”
karena Islam belum sepenuhnya mendapatkan haknya yang layak pada negeri yang besar
ini.
Alih-alih bisa melaksanakan hukum Islam secara Kaaffah,
seperti yang di inginkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, dan seperti makna
hakiki dari sebuah kemerdekaan, malah berbagai stigma negatif akhir-akhir ini seringkali dialamatkan kepada
Islam.
Berusaha melaksanakan sunnah Rasulullah shalalallahu
alaihiwasallam yang memiliki hujjah dan argument yang tidak diragukan pun
seperti memelihara jenggot , celana di atas mata kaki, menyebut kata-kata
syirik, bid’ah dan yang sejenisnya, mengenakkan hijab syar’ie bagi muslimah
akan langsung dikatakan sebagai aliran keras, kaum fundamentalis, wahhabi dan
yang lainnya, bahkan tidak jarang akan dikatakan teroris.
Saudaraku…dimanakah arti sebuah kemerdekaan bagi kaum
muslimin untuk melaksanakan ajaran agamanya? Bukankah Islam juga memiliki peran
yang sangat penting dalam terbentuknya republik ini?. Dimanakah respon terhadap
panggilan Ilaahi “ wahai orang-orang yang
beriman, segeralah menjawab panggilan Allah dan rasul-Nya apabila mereka
mengajak mu terhadap sesuatu yang menjadikan kamu hidup dengan sebenarnya ”.Dimanakah
kewajiban kita ta’at kepada Allah dan Rasul-nya sebagai konsekuwensi dari syahadah
yang kita Ucapkan?, Wahai orang-orang yang beriman ta’atlah kepada Allah dan
Rasul dan kepada pemegang urusan diantara kalian/pemerintah. Di dalam ayat
yang lain Allah Subhanahu wata’ala menegaskan “ Jika kalian mencintai Allah
maka ikutilah aku maka kalian akan dicintai oleh Allah”.
Kita sepakat jikalau terorisme dan berbagai bentuk
radikalisme adalah bukan dari Islam, bahkan
Rasul yang mulia mencontohkan bagaimana moderasi Islam diantara dua kubu
yang berlebihan(guluw) dan meremehkan(tafrith),
gelar sosial al-amiin (orang yang sangat terpercaya) beliau raih sebelum
diangkat menjadi Nabi dan rasul ,beliaulah yang dikenal sebagai bapak yatim dan
pemerhati para janda serta orang-orang miskin.
Jika kita mengakui bahwa kemerdekaan bangsa ini sejatinya
adalah karunia dari Allah subhanahu wata’ala, maka seyogyanya kita mengisi
kemerdekaan dengan ta’at pada perintah
Allah subhahanahu wata’ala seraya mengikuti sunnah rasulullah shalallhu
alaihiwasallam, agar indonesia menjadi negeri yang gemah ripah loh jenawi
menuju baldatun thayyibatun warabbun ghafuur.
Yayasan As Shiddiq Al Khairiyah Sumbawa besar
sumber poto :
- https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f1/Indonesia_declaration_of_independence_17_August_1945.jpg
- https://68.media.tumblr.com/9cd6c2d8b9e19699cb4e8d130e14be48/tumblr_nackgjJRlG1qd71mwo5_1280.jpg
No comments:
Post a Comment